Tampilkan postingan dengan label PROFIL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PROFIL. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Agustus 2008

Albert Einstein


Albert Einstein Raksasa ilmiah abad 20.
Ilmuwan Fisika yang terkenal karena "Teori Relativitasnya" menyempurnakan teori "Gaya Tarik" Newton yang telah berlangsung ratusan tahun, sehingga dia dijuluki "Copernicus abad 20".
Tahun 1919, ketika para astronom Inggris mengamati gerhana matahari total, telah membuktikan kebenaran teori relativitas Einstein.

Hal ini membuat dunia heboh. Namun, sebagai orang Yahudi, ia malah tinggal di Jerman, negara yang paling kejam menyiksa bangsa Yahudi. Dengan keberhasilan dan nama besar yang disangganya, dia membantu bangsanya melaksanakan gerakan pembangunan kembali negara tercinta.

Tahun 1919, ketika para astronom Inggris mengamati gerhana matahari total, telah membuktikan kebenaran teori relativitas Einstein.
Hal ini membuat dunia heboh. Namun, sebagai orang Yahudi, ia malah tinggal di Jerman, negara yang paling kejam menyiksa bangsa Yahudi. Dengan keberhasilan dan nama besar yang disangganya, dia membantu bangsanya melaksanakan gerakan pembangunan kembali negara tercinta.

Riwayat Hidup
14 Maret 1879
lahir di kota Ulm, Jerman.
1880 (1 th)
seluruh keluarga pindah ke Munich.
1885 (6 th)
Mengenyam pendidikan di sekolah katolik.
1889 (10 th)
Melanjutkan sekolah menengah di kota Luitpold.
1894 (15 th)
Seluruh keluarga pindah ke Italia
1895 (16 th)
Maret, berhenti dari sekolah menengah, pulang ke Milan. Melepaskan warga negara Jerman.
Oktober, masuk sekolah menengah Aargau, Swiss.
1896 (17 th)
Oktober, melanjutkan di Institut Politeknik, Swiss.
1901 (22 th)
Memperoleh hak warga Swiss.
Menggantikan guru tetap, kemudian jadi pembimbing anak-anak asrama.
1902 (23 th)
Bekerja di kantor paten Bern, Swiss.
1903 (24 th)
Menikah dengan Mileva Mervick.
1905 (26 th)
Memperoleh gelar doktor dari Universitas Zurich.
Mengumumkan Teori Relativitas yang berisi lima buah artikel.
1907 (28 th)
Mengumumkan karya tulisan eksistensi foton atau partikel cahaya.
1911 (32 th)
Mengumumkan teori gaya tarik akan mengakibatkan cahaya membelok.
1912 (33 th)
Menjadi dosen tetap di Universitas Politeknik, Swiss.
1913 (34 th)
Mengumumkan dasar teori gaya berat.
Diangkat menjadi Maha Guru di Universitas Berlin Menjadi Direktur Lembaga Fisika "Kaisar Wilhelm" serta menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia. Mengurus perceraian dengan Mileva, sendirian berangkat ke Berlin. Memperoleh kewarganegaraan Jerman.
1916 (37 th)
Menyelesaikan "Teori Relativitas".
1919 (40 th)
Setelah resmi bercerai dengan Mileva, menikahi adik sepupunya, Elsa. Tim pengamat Gerhana Matahari Total Inggris menyatakan kebenaran "Teori Relativitas" Einstein.
1920 (41 th)
Resmi mengajukan minat menjadi warga negara Jerman.
1921 (42 th)
Diangkat menjadi ketua "Lembaga Persatuan Ilmiah Internasional". Ke Amerika bersama Weizman, kampanye mengumpulkan dana demi bangsa Yahudi. Dalam perjalanan pulang, ia mengunjungi Inggris.
1922 (43 th)
Maret, mengunjungi Preancis.
Akhir tahun 1923, mengunjumhi Cina, Jepang, dan Palestina. Dalam perjalanan ia mendapat kabar sebagai pemenang hadiah Nobel dalam bidang Fisika.
1926 (47 th)
Mengikuti gerakan Internasional Anti Penjajah.
1929 (50 th)
Mengumumkan "Teori Khusus Relativitas".
1930 (51 th)
Tahun 1932, sebagai dosen sementara di Universitas California.
1933 (54 th)
Melapaskan kewarganegaraan Jerman. Semua harta benda dirampas pemerintah Nazi. Bulan September ke Princetown, Amerika, bekerja di Lembaga Studi Lanjutan Tinggi.
1936 (57 th)
Istri yang kedua, Elsa meninggal karena sakit.
1939 (60 th)
Agustus, menulis surat pada Presiden Roosevelt mengenai bom atom.
1940 (61 th)
Memeperoleh kewarganegaraan Amerika.
1946 (67 th)
Menjadi Ketua Lembaga Ilmuwan Bom Atom.
1950 (71 th)
Mengatakan posisinya yang anti bom.
1952 (73 th)
Menolak menjadi Presiden Israel.
1955 (76 th)
18 April, Einstein meninggal akibat sakit jantung.


Jumat, 01 Agustus 2008

Penemu Benda-Benda Penting

Penemu Mesin uap Adalah James Watt Berasal dari Negara Inggris
Penemu Mesin 4 tak Adalah Nicolaus Otto Berasal dari Negara Jerman
Penemu Mesin diesel Adalah Rudolf Diesel Berasal dari Negara Jerman
Penemu Mesin cetak Adalah Johannes Guttenberg Berasal dari Negara Jerman
Penemu Mesin ketik Adalah Christopher Sholes Berasal dari Negara Amerika
Penemu Radio Adalah C. Marconi Berasal dari Negara Italia

Penemu Televisi Adalah J.L. Baird & C.F. Jenkins Berasal dari Negara Amerika
Penemu Telegrap Adalah Samuel F.B. Morse Berasal dari Negara Amerika Serikat
Penemu Telepon Adalah Alexander Graham Bell Berasal dari Negara Amerika Serikat (Versi Lama)
Penemu Telepon Adalah Antonio Meucci Berasal dari Negara Italia (Versi Baru)
Penemu Dinamo Adalah Michael Faraday Berasal dari Negara Inggris
Penemu Elektromagnet Adalah Williarn Sturgeon Berasal dari Negara Inggris
Penemu Bola lampu Adalah Thomas Alva Edison Berasal dari Negara Amerika Serikat
Penemu Proyektor film Adalah Thomas Alva Edison Berasal dari Negara Amerika Serikat
Penemu Piringan hitam Adalah Alexander Graham Bell Berasal dari Negara Amerika Serikat
Penemu Batu baterai Adalah Volta Berasal dari Negara Italia
Penemu Termometer Adalah Galileo Galilei Berasal dari Negara Italia
Penemu Korek api Adalah Robert Boyle, John Walker Berasal dari Negara
Penemu Kapal api Adalah Robert Fulton Berasal dari Negara Amerika Serikat
Penemu Kapal selam Adalah Cornelius van Drebbel Berasal dari Negara Belanda
Penemu Sinar Rontgen Adalah Wilhelm Conrad Rontgen Berasal dari Negara Jerman
Penemu Stetoskop Adalah Rene Laennec Berasal dari Negara
Penemu Lensa Adalah Anthony Van Leuwenhook Berasal dari Negara Belanda
Penemu Mikroskop Adalah Zacharias Janssen Berasal dari Negara
Penemu Teleskop Adalah H. Lippershey Berasal dari Negara
Penemu Kamera Adalah Louis Jacques Monde da Guerre & Edwin Land Berasal dari Negara Amerika
Penemu Pesawat terbang Adalah Wilbur dan 0. Wright Berasal dari Negara Amerika
Penemu Kereta api Adalah Murdocks Berasal dari Negara Inggris
Penemu Sepeda Adalah Civrac Berasal dari Negara Prancis
Penemu Balon terbang Adalah Sir F. Whittle Berasal dari Negara
Penemu Balon karet Adalah Josep dan J. Montgolfier Berasal dari Negara
Penemu Ban karet Adalah Charles Goodyear Berasal dari Negara Amerika
Penemu Barometer Adalah Evangelista, Torricelli Berasal dari Negara Italia
Penemu Dinamit Adalah Alfred Nobel Berasal dari Negara Swedia
Penemu Lensa kaca mata Adalah Benyamin Franklin Berasal dari Negara
Penemu Mesin hitung Adalah Blaise Pascal Berasal dari Negara Prancis
Penemu Mobil Adalah Gottlich Daimler Berasal dari Negara
Penemu Motor Adalah Nikola Tesla Berasal dari Negara
Penemu Tank Adalah Sir Ernest Swinton Berasal dari Negara Inggris
Penemu Traktor Adalah Benyamin Holt Berasal dari Negara
Penemu Tangga jalan Adalah Elis G. Otis Berasal dari Negara
Penemu Kawat pijar Adalah Irving Langmuir Berasal dari Negara

Jumat, 20 Juni 2008

Abah MUS

MESKI Kiai Haji Achmad Mustofa Bisri dikenal sangat mobil. Kesana-kemari tak kenal lelah, baik untuk ceramah, diskusi, rapat NU, silaturahmi atau baca puisi. Tapi di bulan Ramadhan, jangan harap bisa ‘mengeluarkan’ Gus Mus —panggilan akrabnya— dari Pondok Pesantrennya di Rembang.

Kenapa ?

Sebab tradisinya adalah : selama bulan Puasa, Gus Mus pilih kumpul dengan keluarga dan para santrinya.

Dia juga membiasakan membaca takbir dan shalawat 170 kali sehabis Maghrib dan Isya.

“Ini memang sudah rutin” katanya. “Bila Ramadhan, saya khususkan untuk tidak keluar. Semua undangan ditolak !”

* * *

SANGAT boleh jadi, masa-masa bulan suci itu, juga digunakan Gus Mus untuk melakukan dua ‘hobi’ lainnya : menulis puisi dan melukis.

Untuk kegemarannya menulis, memang ada yang mengatakan sebagai nyleneh. Padahal, menurutnya, “bersastra itu sudah menjadi tradisi para ulama sejak dulu !”

“Sahabat-sahabat Nabi itu semua penyair, dan Nabi Muhammad SAW pun gemar mendengarkan mereka bersyair. Pernah Rasulullah kagum pada syair ciptaan Zuhair, sehingga beliau melepas pakaian dan menyerahkan kepadanya sebagai hadiah !”

* * *

JADI, kiai berpuisi itu tidak nyleneh ?

“Sebenarnya bukan saya yang nyleneh, tapi mereka !”

Mereka siapa ?

Yang mengatakan dirinya nyleneh !

Sebab, menurutnya, “sastra itu diajarkan di pesantren. Dan kiai-kiai itu, paling tidak tiap malam Jumat, membaca puisi. Burdah dan Barzanji itu kan puisi dan karya sastra yang agung ?!”

“Al Qur’an sendiri merupakan mahakarya sastra yang paling agung !”

* * *

WALHASIL, meski KHA Mustofa Bisri adalah Rais Syuriah PBNU. Meski dia anggota Dewan Penasihat DPP PKB. Meski dia Pimpinan Pondok Pesantren Raudhatul Thalibien di Rembang. Tapi kegiatan menulis puisi memang sudah menjadi darah-dagingnya

“Bersastra itu kan kegiatan manusia paling tinggi, melibatkan rasio dan perasaan !” katanya.

Nyatanya pula, Prof Dr Umar Kayam memahami sekali hal itu. “Dalam perjalanannya sebagai kiai, saya kira, ia (Gus Mus) menyerahkan diri secara total sembari berjalan sambil tafakur. Sedang dalam perjalanannya sebagai penyair, ia berjalan, mata dan hatinya menatap alam semesta dan puak manusia dengan ngungun, penuh pertanyaan dan ketakjuban” katanya.

Hasilnya, antaralain kumpulan puisi bertajuk Tadarus. “Inilah perjalanan berpuisi yang unik !” lanjut Begawan Sastra Indonesia itu.

* * *

SELAIN menulis puisi, Mustofa Bisri juga punya kegemaran melukis. Karyanya sudah puluhan atau mungkin ratusan. Tapi kurang jelas, apakah karyanya itu juga dikoleksi para pandemen lukisan — dengan membeli seperti mereka membeli karya lulusan ISI, misalnya.

“Kekuatan ekspresi Mustofa Bisri terdapat pada garis grafis” kata pula Jim Supangkat, kurator kenamaan itu. “Kesannya ritmik menuju dzikir, beda dengan kaligrafi !”

* * *

ADA KEJADIAN menarik ketika diselenggarakan Muktamar I PKB di Surabaya. KHA Mustofa Bisri termasuk yang diunggulkan jadi Ketua Umum. Pendukungnya juga banyak. Bahkan konon Gus Dur pun men-support.

Tapi, ternyata, Mustofa Bisri sendiri menolak. Atau mengundurkan diri !

Gus Mus justru ... mengadakan pameran lukisan bersama dua temannya, yang mereka beri judul Tiga Pencari Teduh.

Ternyata, dunia politik memang tidak cocok bagi Gus Mus. “Saya mendengar politik saja sudah gerah” katanya. “Apalagi masuk ke dalamnya !”

Itulah salah satu motivasi dia menggelar pameran lukisan. Mencari keteduhan di tangan gemuruhnya politik !
Satu Kamar dengan Gus Dur di Al Azhar, Kairo, Mesir
BEGITU bapaknya, begitu pula ayahnya. Begitu kakeknya, begitu pula cucunya. Inilah yang terjadi pada Achmad Mustofa Bisri, atau Gus Mus.

Kakeknya, H Zaenal Musthofa, dikenal sebagai penulis cukup produktif. Ayahnya, KH Bisri Musthofa, lebih produktif lagi. Juga lebih beragam kegiatannya. Baik di lingkungan politik, pemerintahan, maupun di bidang kebudayaan.

Bisri Musthofa juga dikenal sebagai orator ulung!

Dua putranya kemudian mengikuti jejaknya. KH Cholis Bisri ‘mewarisi’ bakat ayahnya dalam politik, dan kini menjadi Wakil Ketua MPR. Sementara adiknya, Achmad Mustofa Bisri, ‘mewarisi’ kepiawaiannya dalam menulis dan bersastra.

Tapi keduanya tetap ‘jago’ dalam soal agama, seperti kakeknya maupun ayahnya. Mereka juga memimpin pondok pesantren.

***

ACHMAD MUSTOFA BISRI dilahirkan di Rembang pada 10 Agustus 1944.

Selain mendapat gemblengan dari keluarga sendiri yang memang keluarga muslim yang sangat taat. Gus Mus memperoleh gemblengan di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri yang sohor itu. Kenangannya pada pesantren ini, antara lain terekam dalam puisinya berjudul Lirboyo, Kaifal Haal?

“Lirboyo, masihkah penghuni-penghunimu percaya pada percikan/ sawab-sawab mbah Manaf, mbah Marzuqi, dan mbah Mahrus rachimakumullah? / ataukah seperti dimana-mana itu tidak mempunyai arti apa-apa / kecuali bagi dikenang sesekali dalam upacara haul yang gegap gempita”

***

SELAIN memperdalam ilmu di Lirboyo, Gus Mus juga suntuk di Pondok Pesantren Krapyak, Yogya. Puncaknya belajar di Universitas Al Azhar, Kairo.

Di Al Azhar itulah, untuk pertama kali Gus Mus bertemu dan berkenalan dengan Gus Dur, yang kemudian menjadi Presiden keempat Republik Indonesia.

Seperti pengakuannya sendiri, mereka kemudian tinggal di satu kamar. Gus Dur banyak membantu Gus Mus selama di perguruan tinggi tersebut. Bahkan sampai memperoleh beasiswa.

Uniknya, atau ironisnya, Gus Dur sendiri kemudian tidak kerasan di Al Azhar. Dia DO. Lalu meneruskan studinya di Irak.

***

PULANG ke tanah air awal 1970-an, Gus Mus langsung... dinikahkan dengan Siti Fatwa. Gadis teman Gus Mus sendiri di masa kecil.

Jadi, agaknya, selama Gus Mus studi di Al Azhar, kedua orangtua mereka mematangkan rembuk untuk menjodohkan putera-puteri mereka!

“Banyak kenangan di antara kami” kata Gus Mus pula. “Semasa kecil saya kan sering menggodanya!”

Pasangan ini kemudian dianugerahi tujuh putra-putri. Sikap Gus Mus yang liberal didasari kasihsayang, agaknya sangat mengesankan putra-putrinya. Buktinya, Kautsar Uzmut, putri keduanya, memujanya. “Dia itu tipe Abah yang top!” katanya. “Saya sendiri memfigurkan pria seperti Abah yang nanti menjadi suami atau pendamping saya. Tapi terus terang, sangat sulit!”



***

MERASA tidak cocok dengan dunia politik, Gus Mus yang menguasai bahasa Arab, Inggeris dan Prancis memang kemudian lebih banyak berkiprah sebagai ‘kutu buku’ dan ‘penulis buku’. Tentu, di samping jabatan ‘resmi’ sebagai Rais Syuriah PB NU, Anggota Dewan Penasihat DPP PKB, dan tentusaja Pimpinan Pondok Pesantren di Rembang.

Meski Gus Mus pernah jadi Anggota MPR mewakili PPP, tapi ‘kiprah politiknya’ samasekali tidak menonjol. Sebab yang mencuat justru karya sastranya.

Di antara karyanya adalah: Ensiklopedi Ijmak, Proses Kebahagiaan, Pokok Pokok Agama, Kimaya Sa’adah, Nyamuk yang Perkasa dan Awas, Manusia. Serta kumpulan puisi OHOI, Tadarus, Pahlawan dan Tikus, Rubayat Angin dan Rumput, dan lainnya.


PROFIL PRIBADI »
Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), kini pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuth Thalibin, Rembang. Mantan Rais PBNU ini dilahirkan di Rembang, 10 Agustus 1944. Nyantri di berbagai pesantren seperti Pesantren Lirboyo Kediri di bawah asuhan KH Marzuqi dan KH Mahrus Ali; Al Munawwar Krapyak Yogyakarta di bawah asuhan KH Ali Ma'shum dan KH Abdul Qadir; dan Universitas Al Azhar Cairo di samping di pesantren milik ayahnya sendiri, KH Bisri Mustofa, Raudlatuth Thalibin Rembang.
Menikah dengan St. Fatma, dikaruniai 6 (enam) orang anak perempuan : Ienas Tsuroiya, Kutsar Uzmut, Raudloh Quds, Rabiatul Bisriyah, Nada dan Almas serta seorang anak laki-laki: Muhammad Bisri Mustofa. Kini beliau telah memiliki 5 (lima) orang menantu: Ulil Abshar Abdalla, Reza Shafi Habibi, Ahmad Sampton, Wahyu Salvana, dan Fadel Irawan serta 7 (tujuh) orang cucu: Ektada Bennabi Muhammad; Ektada Bilhadi Muhammad; Muhammad Ravi Hamadah, Muhammad Raqie Haidarah Habibi; Muhammad Najie Ukasyah, Ahmad Naqie Usamah; dan Samih Wahyu Maulana.
Selain sebagai ulama dan Rais Syuriah PBNU, Gus Mus juga dikenal sebagai budayawan dan penulis produktif.

-- Menulis kolom, esai, cerpen, puisi di berbagai media massa, seperti:
Intisari; Ummat; Amanah;Ulumul Qur’an; Panji Masyarakat; Horison; Jawa Pos; Republika; Media Indonesia; Tempo; Forum; Kompas; Suara Merdeka; Kedaulatan Rakyat; Detak; Wawasan; Bali Pos; Dumas; Bernas…

-- Sejumlah karya yang telah diterbitkan:

●Ensiklopedi Ijmak (Terjemahan bersama KHM Ahmad Sahal Mahfudz, Pustaka Firdaus, Jakarta);
● Proses Kebahagiaan (Sarana Sukses, Surabaya);
● Awas Manusia dan Nyamuk Yang Perkasa (Gubahan Cerita anak-anak, Gaya Favorit Press, Jakarta);
● Maha Kiai Hasyim Asy’ari (Terjemahan, Kurnia Kalam Semesta, Jogjakarta);
● Syair Asmaul Husna (Bahasa Jawa, Cet. I Al-Huda, Temanggung; Cet. II 2007, MataAir Publishing);
● Saleh Ritual Saleh Sosial, Esai-esai Moral (Mizan, Bandung);
● Pesan Islam Sehari-hari, Ritus Dzikir dan Gempita Ummat (Cet. II 1999, Risalah Gusti, Surabaya);
● Al-Muna, Terjemahan Syair Asma’ul Husna (Al-Miftah, / MataAir Publishing Surabaya);
● Mutiara-mutiara Benjol (Cet. II 2004 MataAir Publishing, Surabaya);
● Fikih Keseharian Gus Mus (Cet. I Juni 1997 Yayasan Al-Ibriz bejerhasana dengan Penerbit Al-Miftah Surabaya; Cet. II April 2005, Cet. III Januari 2006, Khalista, Surabaya bekerjasama dengan Komunitas Mata Air);
● Canda nabi & Tawa Sufi (Cet. I Juli 2002, cet. II November 2002, Penerbit Hikmah, Bandung);
● Melihat Diri Sendiri (Gama Media, Jogjakarta)
• Kompensasi (Cet. I 2007, MataAir Publishing, Surabaya)

-- Cerpen-cerpennya dimuat dalam berbagai harian seperti Kompas, Jawa Pos, Suara Merdeka, Media Indonesia dan buku kumpulan cerpennya, Lukisan Kaligrafi (Penerbit Buku Kompas, Jakarta) mendapat anugerah dari Majlis Sastra Asia Tenggara tahun 2005.

-- Disamping puisi-puisi yang diterbitkan dalam berbagai Antologi bersama rekan-rekan Penyair (seperti dalam “Horison Sastra Indonesia, Buku Puisi”; “Horison Edisi Khusus Puisi Internasional 2002”; “Takbir Para Penyair”; “Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air”; Ketika Kata Ketika Warna”; “Antologi Puisi Jawa Tengah”; dll), kumpulan-kumpulan puisi yang sudah terbit :
● Ohoi, Kumpulan Puisi Balsem (Cet. I Stensilan 1988; Cet. II P3M Jakarta 1990; Cet. III 1991, Pustaka Firdaus, Jakarta);
● Tadarus (Cet. Pertama 1993 Prima Pustaka, Jogjakarta);
● Pahlawan dan Tikus (Cet. I 1995, Pustaka Firdaus, Jakarta);
● Rubaiyat Angin & Rumput (Diterbitkan atas kerja sama Majalah Humor dan PT Matra Multi Media, Jakart, Tanpa Tahun);
● Wekwekwek (Cet. I 1996 Risalah Gusti, Surabaya);
● Gelap Berlapis-lapis (Fatma Press, Jakarta, Tanpa tahun);
● Negeri Daging (Cet. I. September 2002, Bentang, Jogjakarta);
● Gandrung, Sajak-sajak Cinta (Cet.I Yayasan Al-Ibriz 2000, cet. II, 2007 MataAir Publishing, Surabaya)
• Aku Manusia (MataAir Publishing, 2007, Surabaya)
• Syi'iran Asmaul Husnaa (Cet. II MataAir Publishing, 2007,Surabaya)
• Membuka Pintu Langit (Penerbit Buku Kompas, Jakarta November 2007)

-- Kegiatan Pameran:
• Pameran tunggal 99 Lukisan Amplop Desember 1997 di Gedung Pameran Senirupa Depdikbud Jakarta
• Pameran bersama Amang Rahman (Alm) dan D. Zawawi Imron Juli 2000 di Surabaya
• Pameran Lukisan dan Pembacaan Puisi bersama Danarto, Amang Rahman (Alm), D. Zawawi Imron, Sapardi Djoko Damono, Acep Zamzam Noor.. November 2000 di Jakarta
• Pameran Kaos Kaligrafi, Mei 2001 di Surabaya
• Pameran Kaos Kaligrafi, Agustus 2001 di Jakarta
• Pameran Lukisan bersama kawan-kawan pelukis antara lain Joko Pekik, Danarto, Acep Zamzam Noor, D. Zawawi Imron, dll, Maret 2003
• Pameran bersama dalam rangka Jambore Seni, Juli 2006
• Pameran Kaligrafi Bersama, Jogya Galery, 2007